MELAWAN PENINDASAN KEDIKTATORAN DAN SIMBOL
PEMBERONTAKAN MELALUI SEPAKBOLA
Banyak pecinta bola di Indonesia yang begitu
familiar dengan kelompok pendukung garis keras klub Turki, Galatasaray dengan
Ultras Aslannya. Tapi kurang begitu familiar dengan kelompok suporter Beşiktaş Çarşı Grubu yang biasa dikenal
sebagai Ultras Çarşı.
Ultras Çarşı, salah satu pendukung setia Besiktas
yang cukup menarik untuk kita simak. Disaat kelompok Ultras lain berhalauan
komunis, sosialis atau fasis, Ultras Çarşı justru berhalauan Anarki, suatu
paham politik kiri yang selalu dianggap sebagai tindakan pengerusakan atau
kerusuhan meskipun paham politik anarkisme adalah suatu paham politik yang menentang
pemerintahan dan membela kaum proletar agar keadilan hukum dan ekonomi secara
ideal dapat tercapai. Simbol-simbol anarkisme sangat mencolok terlihat dan
sering dipertontonkan ultras Çarşı. Seperti penggunaan huruf “A” anarki pada
kata Çarşı yang juga merupakan simbol dari anarkisme yang menunjukkan perbedaan
dan simbol jiwa pemberontak (dalam bahasa Turki: Asi Ruh). Kata Çarşı secara
harfiah di Turki berarti Pasar, (sumber: Wikipedia). Di distrik Besiktas, para
pemudanya bersama dan bersatu mendukung kesebelasan kebanggaan mereka ditempat
khusus yang sama, gaya hidup inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya
kelompok ultras Çarşı.
Apabila ada yang bertanya, apa itu Çarşı? Mereka
akan menjawab, “Çarşı bukan sekedar kelompok yang berjajar di Kapali, Çarşı
adalah siappun yang mencintai Besiktas, Çarşı adalah grafiti yang tergambar di
stasiun kereta subway di New York, Çarşı
adalah kutipan yang tertulis di dinding kota Praha, Çarşı adalah lukisan hitam
putih yang terpampang di tembok Adana, tanda ulan Çarşı berada di dinding
sekolah di Galatasaray”
Çarşı tidak terdiri dari orang orang yang homogen,
mereka berasal dari berbagai orang dengan latar belakang sosial dan budaya yang
berbeda-beda sesuai dengan ideologi anarkisme yang mereka anut. Maka, tidak
heran para tahun 1981 hingga 1982, ultras Çarşı semakin banyak anggotanya dan
semakin dikenal. Sikap kritis dan kerap vokal mengkritisi tidak adilan
mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat Istanbul.
Ultras Çarşı begitu terkenal di Turki, bahkan
eropa. Garis politik kiri Anarkisme yang mereka usung bukan sekedar slogan atau
life style agar terlihat hebat, tetapi mereka terapkan dalam kehidupan sehari
hari dan politik. Tidak heran, Ultras Çarşı adalah salah satu pionir dalam
protes protes Gezi yang berlangsung di Istanbul. Bersama Ultras Aslan (kelompok
pendukung klub Galatasaray), Ultras Fener seperti Ultras Atki (pendukung
militan Klub Fenerbache), mereka memimpin demo besar besaran di Istanbul
menentang penindasan kebebasan demokrasi oleh rezim militer. Mirip dengan
kelompok ultras di Mesir yang mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi
tekanan represif kepolisian, ultras Çarşı juga memiliki pengalaman tersebut.
Ultras Carsi terus menyuarakan perlawanannya terhadap pemerintahan Edorgan.
Dalam film dokumenter, Istanbul United, demo besar
besaran yang berlangsung di Taksim Gezzi Park ini diawali dari adanya tindakan
represif polisi terhadap demo damai yang dilakukan oleh 50 pecinta lingkungan
di Gezzi Park. Mereka menentang pembongkaran Gezzi Park yang merupakan salah
satu kawasan hijau. Akibat perlakuan dari kepolisian ini, masyarakat mengecam
dan melakukan protes besar besaran dimana inisiasi demo dilakukan oleh para
kelompok ultras sepakbola di Istanbul. Demo besar terjadi pada bulan Juni
20013, bahkan anggota ultras Çarşı sempat membajak salah satu eksavator untuk
melawan tindakan represif aparat keamanan setempat.
Di dalam Stadion Inonu kandang Besiktas, yang juga
merupakan sanctuary bagi para Ultras Çarşı,
adalah tempat untuk menyampaikan protes terhadap rezim militer Turki. Tidak
heran apabila ultras Çarşı juga dicurigai pemerintah Turki sebagai kelompok
bersenjata yang akan melakukan kudeta, tak heran dalam lebih dari satu tahun
belakang, 1000 anggota lebih Ultras Çarşı ditahan dan didakwa 97 lebih dakwaan.
(sumber: www.aljazeera.com). Mirip dengan kelompok ultras di Mesir yang
mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi tekanan represif kepolisian,
ultras Çarşı juga memiliki pengalaman tersebut.
Akan tetapi, tuduhan dari kudeta oleh pemerintah,
dibantah oleh Ultras Çarşı, “Ini menggelikan menuduh Çarşı akan kudeta” ungkap
Ali Usluer, salah satu pentolan Ultras Çarşı kepada Al Jazeera. “Anggota Çarşı
sudah menderita dibawah kediktatoran militer sejak tahun tahun 1983. Hanya
karena kami terorganisir, bukan berarti kami akan melakukan kudeta”. Ultras Çarşı
memang terkenal mempunyai slogan, “Carsi
is against everything!”, dan mengaku tidak selaras dengan militer dan
kelompok politik subversif manapun.
Apa yang dilakukan ultras Çarşı mendapatkan
dukungan dari berbagai kelompok ultras di luar negeri. Di Jerman, salah satunya
adalah suporter Borussia Dortmund membentangkan spanduk dukungan kepada ultras Çarşı
yang bertuliskan, “Carsi ultras: Your way
is the struggle! Never give up! Freedom for the ultras, also in Turkey!".
Bahkan kelompok ultras rival Çarşı, “Sol Acik” (ultras Fenerbache) dan “Tek
Yumruk” (salah satu kelompok ultras Galatasaray) ikut memberi dukungan atas
perjuangan Çarşı akibat tuduhan terorisme dan kudeta dalam persidangan terbuka.
Partai Oposisi di Turki juga ikut mendukung dengan memberi bantuan hukum kepada
anggota-anggota ultras Çarşı yang disidang dengan tuduhan kudeta dan terorisme.
Bukan hanya diluar stadion, di dalam stadion
ultras Çarşı juga dikenal paling militan, selain koreo, pesta flare dan smoke
yang mereka sajikan, mereka mendukung mati-matian klub yang merupakan
kebanggaan mereka. Meski kapasitas stadion Inonu hanya sebesar 32.000 penonton,
tingkat kebisingan dalam stadion Inonu pernah mencapai 132 desibel ketika
Besiktas melawan Fenerbache pada tahun 2007., sesuatu yang sangat diperlukan
para pemain Besiktas dalam melawan lawan-lawannya. Dukungan berupa chant,
koreografi, parade flare dan smoke, mempunyai peranan yang besar
terhadap permainan di lapangan. Seperti penuturan salah seorang pemain liga
lokal kepada penulis, “chant dan dukungan suporter membuat kami bermain lebih
bersemangat”, hal serupa juga berlaku bagi para pemain Besiktas. Mereka
membutuhkan dukungan dan support
moral secara langsung dari para suporternya.
Bukan itu saja, ketika pemain mereka diperlakukan
rasis oleh pendukung lawan, Çarşı mendukung penuh pemain tersebut. Mereka akan
mengangkat spanduk “kami semua hitam”, ketika salah satu pemain Besiktas
mendapat perlakuan rasis. Solidaritas tinggi ditunjukkan oleh ultras Çarşı
dalam mendukung tim mereka bukan sekedar menyalakan flare, koreo, spanduk atau
memprotes dan melawan pemerintahan, mereka juga sering melakukan kegiatan
sosial, seperti penggalangan dana untuk korban bencana alam, melakukan donor
darah dan lain lain.
Ultras Çarşı bukan sekedar tren fashion dan lifestyle agar terlihat keren,
akan tetapi juga sikap politik dan way of
life bagi masing-masing anggotanya. Sepakbola bagi sebagian kalangan yang
menggemarinya sudah lebih dari sebuah permainan tapi merupakan keyakinan, kebahagiaan,
kejayaan, gairah, kebanggaan, bahkan identitas bagi seseorang Ultra. Ultras
Carsi membuktikan bahwa keyakinan dan jalan hidup yang mereka lakukan adalah
bentuk nyata dari gairah dan rasa cinta mereka terhadap sepakbola. Çarşı akan
terus melawan ketidak-adilan.