Bagi kalangan
pecinta sepakbola, khususnya sepakbola nasional, kelompok pendukung tim
sepakbola Arema asal kota Malang yang biasa disebut Aremania tentunya sudah
tidak asing terdengar. Kelompok supporter yang dikenal salah satu kelompok
supporter kreatif di negeri ini sering diperbincangkan. Mulai dari kretivitas,
militansi dalam mendukung tim idolanya, hingga hal hal negative yang terdengar
oleh masyarakat.
Tidak salah,
apabila mendengar kata Aremania, maka orang akan berpikiran itu sepakbola. Akan
tetapi ada satu hal menarik, disaat erupsi gunung Kelud pada tanggal 20
Februari 2014 lalu, banyak dari Aremania yang terpanggil hatinya untuk
melakukan misi kemanusiaan menolong korban bencana erupsi Gunung Kelud. Dari
berbagai komunitas maupun korwil Aremania,
melakukan kegiatan kemanusiaan, mulai sumbangan antar Aremania hingga
turun ke jalan dengan manyanyikan yel yel dan lagu suporter lengkap dengan
iringan gendering drum layaknya didalam stadion. Kegiatan itu marak di jalan jalan
protocol di Kota Malang.
Namun, ada pula
sekelompok komunitas Aremania yang menamakan komunitas mereka Arema Rescue yang
mendirikan posko bencana erupsi gunug Kelud hingga daerah yang terpelosok.
Mungkin banyak khalayak yang jarang mendengar sepak terjang komunitas Arema
Rescue ini. Akan tetapi, mereka sudah banyak melakukan kegiatan kemanusiaan
hingga SAR dibeberapa tempat sebelum terjadinya bencana erupsi Gunung Kelud.
Berawal dari
obrolan obrolan ringan dari Sam Deni Klenik, demikian beliau akrab dipanggil,
bersama rekan rekannya. “Saya ini tidak paham sepakbola, teman teman saya
selalu bicara sepakbola tetapi saya tidak pernah nyambung kalo diajak ngobrol tentang sepakbola.” Awal cerita Sam
Deni Klenik yang menjadi penggagas dan pendiri komunitas Arema Rescue. “Ide
mendirikan komunitas ini berawal dari pertanyaan-pertanyaan saya ke
teman-teman, Aremania ini sudah punya nama besar di kancah sepakbola,
disebut-sebut supporter terbaik, kreatif, apa kita cukup sampai disini? Apa
kita tidak ingin membawa nama Aremania ke puncak yang lain? Nah, dari situlah
tercetus pembentukan Arema Rescue”, ujar Sam Deni Klenik berapi-api.
Menurut Sam Deni
Klenik, komunitas ini memiliki 10 anggota dengan spesialis masing-masing, mulai
pendistribusian sumbangan, keuangan hingga SAR. Diakui memang, sebagian yang
tergabung dalam Arema Rescue ini adalah mereka mereka anggota organisasi
Pecinta Alam, jadi tidak heran mereka sebelum terjadinya erupsi Gunung Kelud,
mereka sudah melakukan kegiatan SAR di Gunung Semeru, Gunung Arjuno dan ikut
turun langsung bencana alam di daerah lain.
Berada di dusun Kedawun, Desa Pandansari
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, Arema Rescue mendirikan posko bencana alam
erupsi Gunung Kelud dimana posko yang mereka dirikan tersebut adalah posko terakhir
yang bahkan tidak ada posko bencana dari pemerintah. Meski daerah posko yang
mereka dirikan terisolasi akibat tanggul dan jembatan yang merupakan satu satu
akses dusun kedawun terputus akibat terjangan lahar dingin, tidak mengurangi
semangat mereka. Mulai dari menggunakan tali sling layaknya permainan Flying
Fox hingga bekerja sama dengan TNI mendirikan jembatan darurat yang terbuat
dari bambu.
Arema Rescue
juga bekerja sama dengan beberapa komunitas relawan seperti Global Rescue dan
bekerja sama dengan kampus Universitas Brawijaya dalam pemulihan dua dusun yang
terkena dampak paling parah dari erupsi Gunung Kelud. “Sore ini kami sedang ngebut pendirian tenda darurat untuk
ruang kelas anak-anak SD, karena ruang kelas sekolah mereka hanya tiga ruang yang
layak dipakai sebagai tempat mengajar. Anak-anak ini harus cepat kembali
belajar agar tidak ketinggalan.” Ujar Sam Deni Klenik. Beliau juga menambahkan,
“Di dusun ini sumber mata air tidak ada, praktis air bersih kurang. Dengan
terputusnya jembatan yang merupakan satu-satunya akses keluar masuk, kami
kesulitan mengadakan air bersih untuk warga. Anak-anak bergerak kesana kemari,
akhirnya kami menemukan sumber air yang tidak seberapa besar debit airnya, itu
pun berjarak 1,6 kilometer dari dusun. Kami pun bekerja sama dengan komunitas
relawan lainnya beserta TNI, mencoba mengalirkan air dari sumber mata air
tersebut dengan menggunakan pipa dan bamboo hingga ke kawasan pemukiman warga
dusun ini. Untuk sementara pasokan air sedikit teratasi ditambah bantuan pasokan
air bersih dari dinas Pekerjaan Umum”
Tidak hanya memilih tinggal didaerah terisolasi, para relawan Arema Rescue kerap kali harus menghadapi bahaya banjir lahar dingin saat mereka bertugas. Sungguh sesuatu hal yang luar biasa, disamping mereka sebagai supporter sepakbola, mereka juga menjalankan misi kemanusiaan dengan dedikasi tinggi. Suatu sikap yang perlu dicontoh dari keberanian dan rasa kemanusiaan mereka, tidak hanya di tribun stadion mereka beraksi untuk mendukung tim kebanggaanya, mereka pun beraksi untuk membantu sesama yang tertimpa bencana dengan terkoordinir dan profesional. Semoga kelak akan muncul muncul komunitas yang seberani dan seprofesional Arema Rescue. Terus berjuang nawak, salut untuk kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar