Kamis, 21 April 2016

MELAWAN PENINDASAN KEDIKTATORAN DAN SIMBOL PEMBERONTAKAN MELALUI SEPAKBOLA
Banyak pecinta bola di Indonesia yang begitu familiar dengan kelompok pendukung garis keras klub Turki, Galatasaray dengan Ultras Aslannya. Tapi kurang begitu familiar dengan kelompok suporter Beşiktaş Çarşı Grubu yang biasa dikenal sebagai Ultras Çarşı.
Ultras Çarşı, salah satu pendukung setia Besiktas yang cukup menarik untuk kita simak. Disaat kelompok Ultras lain berhalauan komunis, sosialis atau fasis, Ultras Çarşı justru berhalauan Anarki, suatu paham politik kiri yang selalu dianggap sebagai tindakan pengerusakan atau kerusuhan meskipun paham politik anarkisme adalah suatu paham politik yang menentang pemerintahan dan membela kaum proletar agar keadilan hukum dan ekonomi secara ideal dapat tercapai. Simbol-simbol anarkisme sangat mencolok terlihat dan sering dipertontonkan ultras Çarşı. Seperti penggunaan huruf “A” anarki pada kata Çarşı yang juga merupakan simbol dari anarkisme yang menunjukkan perbedaan dan simbol jiwa pemberontak (dalam bahasa Turki: Asi Ruh). Kata Çarşı secara harfiah di Turki berarti Pasar, (sumber: Wikipedia). Di distrik Besiktas, para pemudanya bersama dan bersatu mendukung kesebelasan kebanggaan mereka ditempat khusus yang sama, gaya hidup inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya kelompok ultras Çarşı.
Apabila ada yang bertanya, apa itu Çarşı? Mereka akan menjawab, “Çarşı bukan sekedar kelompok yang berjajar di Kapali, Çarşı adalah siappun yang mencintai Besiktas, Çarşı adalah grafiti yang tergambar di stasiun kereta subway di New York, Çarşı adalah kutipan yang tertulis di dinding kota Praha, Çarşı adalah lukisan hitam putih yang terpampang di tembok Adana, tanda ulan Çarşı berada di dinding sekolah di Galatasaray”
Çarşı tidak terdiri dari orang orang yang homogen, mereka berasal dari berbagai orang dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda-beda sesuai dengan ideologi anarkisme yang mereka anut. Maka, tidak heran para tahun 1981 hingga 1982, ultras Çarşı semakin banyak anggotanya dan semakin dikenal. Sikap kritis dan kerap vokal mengkritisi tidak adilan mendapatkan tempat tersendiri di masyarakat Istanbul.
Ultras Çarşı begitu terkenal di Turki, bahkan eropa. Garis politik kiri Anarkisme yang mereka usung bukan sekedar slogan atau life style agar terlihat hebat, tetapi mereka terapkan dalam kehidupan sehari hari dan politik. Tidak heran, Ultras Çarşı adalah salah satu pionir dalam protes protes Gezi yang berlangsung di Istanbul. Bersama Ultras Aslan (kelompok pendukung klub Galatasaray), Ultras Fener seperti Ultras Atki (pendukung militan Klub Fenerbache), mereka memimpin demo besar besaran di Istanbul menentang penindasan kebebasan demokrasi oleh rezim militer. Mirip dengan kelompok ultras di Mesir yang mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi tekanan represif kepolisian, ultras Çarşı juga memiliki pengalaman tersebut. Ultras Carsi terus menyuarakan perlawanannya terhadap pemerintahan Edorgan.
Dalam film dokumenter, Istanbul United, demo besar besaran yang berlangsung di Taksim Gezzi Park ini diawali dari adanya tindakan represif polisi terhadap demo damai yang dilakukan oleh 50 pecinta lingkungan di Gezzi Park. Mereka menentang pembongkaran Gezzi Park yang merupakan salah satu kawasan hijau. Akibat perlakuan dari kepolisian ini, masyarakat mengecam dan melakukan protes besar besaran dimana inisiasi demo dilakukan oleh para kelompok ultras sepakbola di Istanbul. Demo besar terjadi pada bulan Juni 20013, bahkan anggota ultras Çarşı sempat membajak salah satu eksavator untuk melawan tindakan represif aparat keamanan setempat.
Di dalam Stadion Inonu kandang Besiktas, yang juga merupakan sanctuary bagi para Ultras Çarşı, adalah tempat untuk menyampaikan protes terhadap rezim militer Turki. Tidak heran apabila ultras Çarşı juga dicurigai pemerintah Turki sebagai kelompok bersenjata yang akan melakukan kudeta, tak heran dalam lebih dari satu tahun belakang, 1000 anggota lebih Ultras Çarşı ditahan dan didakwa 97 lebih dakwaan. (sumber: www.aljazeera.com). Mirip dengan kelompok ultras di Mesir yang mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi tekanan represif kepolisian, ultras Çarşı juga memiliki pengalaman tersebut.
Akan tetapi, tuduhan dari kudeta oleh pemerintah, dibantah oleh Ultras Çarşı, “Ini menggelikan menuduh Çarşı akan kudeta” ungkap Ali Usluer, salah satu pentolan Ultras Çarşı kepada Al Jazeera. “Anggota Çarşı sudah menderita dibawah kediktatoran militer sejak tahun tahun 1983. Hanya karena kami terorganisir, bukan berarti kami akan melakukan kudeta”. Ultras Çarşı memang terkenal mempunyai slogan, “Carsi is against everything!”, dan mengaku tidak selaras dengan militer dan kelompok politik subversif manapun.
Apa yang dilakukan ultras Çarşı mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok ultras di luar negeri. Di Jerman, salah satunya adalah suporter Borussia Dortmund membentangkan spanduk dukungan kepada ultras Çarşı yang bertuliskan, “Carsi ultras: Your way is the struggle! Never give up! Freedom for the ultras, also in Turkey!". Bahkan kelompok ultras rival Çarşı, “Sol Acik” (ultras Fenerbache) dan “Tek Yumruk” (salah satu kelompok ultras Galatasaray) ikut memberi dukungan atas perjuangan Çarşı akibat tuduhan terorisme dan kudeta dalam persidangan terbuka. Partai Oposisi di Turki juga ikut mendukung dengan memberi bantuan hukum kepada anggota-anggota ultras Çarşı yang disidang dengan tuduhan kudeta dan terorisme.
Bukan hanya diluar stadion, di dalam stadion ultras Çarşı juga dikenal paling militan, selain koreo, pesta flare dan smoke yang mereka sajikan, mereka mendukung mati-matian klub yang merupakan kebanggaan mereka. Meski kapasitas stadion Inonu hanya sebesar 32.000 penonton, tingkat kebisingan dalam stadion Inonu pernah mencapai 132 desibel ketika Besiktas melawan Fenerbache pada tahun 2007., sesuatu yang sangat diperlukan para pemain Besiktas dalam melawan lawan-lawannya. Dukungan berupa chant, koreografi, parade flare dan smoke, mempunyai peranan yang besar terhadap permainan di lapangan. Seperti penuturan salah seorang pemain liga lokal kepada penulis, “chant dan dukungan suporter membuat kami bermain lebih bersemangat”, hal serupa juga berlaku bagi para pemain Besiktas. Mereka membutuhkan dukungan dan support moral secara langsung dari para suporternya.
Bukan itu saja, ketika pemain mereka diperlakukan rasis oleh pendukung lawan, Çarşı mendukung penuh pemain tersebut. Mereka akan mengangkat spanduk “kami semua hitam”, ketika salah satu pemain Besiktas mendapat perlakuan rasis. Solidaritas tinggi ditunjukkan oleh ultras Çarşı dalam mendukung tim mereka bukan sekedar menyalakan flare, koreo, spanduk atau memprotes dan melawan pemerintahan, mereka juga sering melakukan kegiatan sosial, seperti penggalangan dana untuk korban bencana alam, melakukan donor darah dan lain lain.
Ultras Çarşı bukan sekedar tren fashion dan lifestyle agar terlihat keren, akan tetapi juga sikap politik dan way of life bagi masing-masing anggotanya. Sepakbola bagi sebagian kalangan yang menggemarinya sudah lebih dari sebuah permainan tapi merupakan keyakinan, kebahagiaan, kejayaan, gairah, kebanggaan, bahkan identitas bagi seseorang Ultra. Ultras Carsi membuktikan bahwa keyakinan dan jalan hidup yang mereka lakukan adalah bentuk nyata dari gairah dan rasa cinta mereka terhadap sepakbola. Çarşı akan terus melawan ketidak-adilan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar